Jumat, 23 September 2016

MENGENAL DASAR-DASAR JURNALISTIK


Istilah pers diambil dari Bahasa Inggris yakni press yang berarti tekan atau cetak. Secara definitif, pers berarti menyiarkan atau memublikasikan sesuatu secara cetak (Printed Publication). Seiring perkembangannya, pers mempunyai dua pengertian. Pertama dalam arti sempit, pers adalah segala produk media massa yang melalui proses percetakan seperti koran, majalah dan bulletin. Sedangkan secara luas, pers mencakup semua media komunikasi massa (audio dan visual) seperti radio, telivisi, iklan, film dan. Pers berfungsi menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran seseorang atau kelompok kepada masyarakat luas.
Berbicara mengenai pers, tentunya tak terpisahkan dari jurnalistik. Secara umum, jurnalistik adalah proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik diambil dari kata Journal yang berarti catatan harian. Jadi secara etimologis, jurnalistik adalah laporan tentang peristiwa sehari-hari yang saat ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Semua orang yang terpaut dalam dunia jurnalistik disebut jurnalis. Seseorang dikatakan sebagai jurnalis apabila ia menemukan, menuliskan sampai menyebarkan hasil beritanya ke media massa secara rutin. Berita tersebut berupa tulisan, video kejadian ataupun hasil foto dari suatu peristiwa. Informasi yang disampaikan ke khalayak tersebut dapat diperoleh dari wawancara dan dimuat secara objektif. Sebelum dapat menulis berita, seorang jurnalis harus memahami dasar-dasar dalam mencari informasi yakni 5W+ 1H.
  •  What (apa) : Sebelum menulis berita, kita harus menentukan tema/ topik/ ide apa yang akan kita tulis. Unsur ini adalah hal yang pertama kali harus kita tentukan sebelum yang lainnya. Pertanyaan ini akan menjawab apa yang terjadi dalam pemberitaan yang akan kita tulis.

Contoh : Apa yang dimaksud dengan jurnalistik?
  • ·         Who (siapa) : Setelah mengetahui apa yang terjadi, kita harus mencari tau siapa saja yang terlibat dalam peristiwa/ topik tersebut. Dalam unsur ini, kita mampu menjelaskan bagaimana peran seseorang dalam topik itu ataupun pendapat dari narasumber tentang bahasan yang dibuat.

Contoh: Siapa saja yang mampu terjun ke dunia jurnalistik?
  • ·         When (kapan) : Berita ataupun informasi yang dimuat harus kita ketahui persis waktu terjadinya. Baik hari, bulan, tanggal, tahun ataupun jam agar berita yang kita tulis memang benar ada kejadiannya dan tidak mengada-ada. Waktu yang dimuat dalam berita harus real, tanpa adanya spekulasi (perkiraan).

Contoh: Kapan jurnalistik mulai muncul dan berkembang di Indonesia?
  • ·         Where (dimana) : Unsur tempat juga merupakan sesuatu yang tak bisa ditinggalkan dalam pembentukan berita. Tanpa adanya informasi lokasi suatu peristiwa, khalayak tidak bisa mengetahui dimana kejadian itu berlangsung.

Contoh : Dimana saja karya jurnalis bisa dipublikasikan?
  • ·         Why (mengapa) :  Pertanyaan ini menjawab berbagai alasan yang dilontarkan.Unsur ini digunakan untuk menemukan latar belakang suatu peristiwa itu terjadi di masyarakat.

Contoh: Mengapa jurnalistik dianggap begitu penting dalam masyarakat?
  • ·         How (bagaimana): Dalam pembuatan berita, kita harus mengetahui bagaimana proses peristiwa itu berlangsung ataupun bagaimana tanggapan dari pihak berkompeten maupun dari masyarakat yang terlibat dalam kejadian itu.

Contoh: Bagaimana dukungan masyarakat dalam perkembangan jurnalistik di Indonesia?
Unsur-unsur tadi merupakan pedoman penting yang harus diterapkan seorang jurnalis dalam pembuatan berita. Keenamam pertanyaan tersebut sangat berkaitan dan tak bisa dipisahkan untuk penyajian informasi dalam jurnalistik. Dan unsur itu dipakai untuk menjawab informasi secara keseluruhan untuk menjawab apa yang terjadi dalam suatu peristiwa ataupun menjelaskan suatu masalah yang dibahas.
Setelah mengetahui konsep 5W+1H, seorang jurnalis juga harus mengetahui teknik piramida terbalik. Yakni bagaimana menyusun informasi secara berurutan dari yang paling penting, kurang penting dan tidak terlalu penting. Berikut adalah penjelasan piramida terbalik.

 


  • ·         Judul : Judul berita yang dimuat harus menarik minat orang untuk membaca tulisan tersebut. Jangan kebanyakan kata dalam penulisan judul, maksimal judul tersbeut dibuat dengan delapan kata.
  • ·   Lead : Lead atau kepala adalah informasi yang paling diprioritaskan dalam pembuatan berita. Biasanya, dalam paragraph pertama menggambarkan pokok umum persoalan suatu peristiwa yang dikemas dalam 5W+1H.
  • ·     Isi Penting : Dalam bagian ini dimuat bagaimana pendapat atau sudut pandang narasumber yang paling berkompeten dalam persoalan yang akan dibahas.
  • ·   Isi Kurang Penting: Biasanya, terdiri dari pendapat narasumber tambahan (yang kurang berkompeten) mengenai pro ataupun kontra dalam peristiwa yang ditulis.
  • ·         Isi Tidak Penting: Berisi penutup yakni konklusi dari pemberitaan yang ditulis serta harapan dari narasumber.


Selain menguasai teknik penulisan berita, seorang jurnalis harus menerapkan beberapa sikap atau kode etik yang harus dilakukan dalam penyajian berita, yakni:
  • ·         Skeptis yakni sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kemungkinan agar tidak mudah ditipu. Jurnalis harus terjun ke lapangan untuk menggali dan mengungkapkan kebenaran (Joseph Pulitzer).
  • ·         Bertindak adalah cara kerja jurnalis . Karena ia tidak duduk di atas kursi empuk dan di belakang meja, melainkan berada langsung di tempat adanya berita. Get Off Your Ass and Knock on the Door menjadi prinsip kerja seorang jurnalis.
  • ·         Tanggung jawab adalah seorang jurnalis harus mampu mempertanggungjawabkan kebenaran atau keakuratan berita yang ia buat. Karena isi dari sebuah berita harus sesuai fakta dan spekulasi.
  • ·         Disiplin yakni seorang jurnalis harus mampu tepat waktu (on time) dalam mengerjakan tugas atau deadline tulisan yang harus dibuat. Karena dalam suatu media cetak, ada batasan waktu kapan tulisan itu harus dibuat dan kemudian masuk ke tahap percetakan.
  • ·         Bersikap netral maksudnya seorang jurnalis tidak memihak kepada suatu oknum dalam permasalahan / kasus. Disini jurnalis hanya bisa menampung pendapat masyarakat baik pro ataupun kontra. Isi berita yang dimuat tidak boleh memojokkan satu pihak.
  • ·         Open Minded, seorang jurnalis harus memiliki pikiran terbuka dan peka akan peristiwa yang ia hadapi, temui ataupun saksikan. Seorang jurnalis harus berpikiran luas, maksudnya harus bisa menghadapi berbagai perubahan baru dan tidak mengedepankan pemikiran lama yang terkesan kuno. Karena dalam media cetak, berita terbaru atau yang masih fresh memiliki daya tarik dan nilai jual yang lebih tinggi.

Bukan hanya memahami sikap-sikap diatas, seorang jurnalis juga harus mengetahui penempatan (posisi) yang terbagi di dalam dunia jurnalistik. Karena dalam jurnalistik khususnya media cetak bukan hanya ada seorang jurnalis yang bertugas menulis berita. Tapi terbagi juga dalam beberapa tugas dan fungsi sebagai berikut:
  • ·        Koordinator Liputan : yakni seseorang yang memegang penting pelaksanaan liputan mulai dari pembagian tugas serta tempat dan waktu liputan dan mengatur jadwal-jadwal liputan yang harus dikerjakan.
  • ·         Pimpinan personalia (HRD) : yakni seseorang yang berperan mengatur ketenagakerjaan dalam media cetak. Segala permasalahan dan semua yang berhubungan dengan karyawan, ditangani dan diselesaikan oleh pimpinan personalia. Untuk merekrut anggota barupun, HRD memegang peran yang paling besar.
  • ·         Wartawan (jurnalis/penulis): Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pembuatan berita yakni wawancara dan mengolah hasil wawancara tersebut. Hal ini bisa dilakukan sekaligus oleh satu orang ataupun pembagian kerja (wawancara atau menulis).
  • ·         Editor : Setelah berita selesai ditulis oleh jurnalis, naskah tersebut tidaklah langsung diterbitkan pada media cetak. Akan tetapi diperiksa terlebih dahulu oleh editor mengenai cara penulisan, abjad, tanda baca dan pemilihan diksi dalam berita yang ditulis.
  • ·        Layouter: Berperan untuk  mengatur tata letak dan design suatu laman, agar terlihat lebih berwarna dan menarik perhatian untuk dibaca. Misalnya pemilihan huruf, besar kecil huruf dan penempatan foto.
  • ·      Photografer: Dalam penyajian teks, pastinya diikuti dengan foto yang berkaitan dalam berita tersebut. Inilah tugas seorang Photografer untuk mengambil foto dengan daya tarik tinggi dan memiliki nilai estetik agar berita tersebut lebih bernilai.


Itu tadi sedikit penjelasan tentang dasar-dasar jurnalistik. Sebenarnya jurnalistik bisa dilakukan semua orang, bukan hanya yang terpaut dalam perusahaan media cetak. Kita sendiri sebagai mahasiswa mampu menjadi jurnalis dengan mengikuti Lembaga Pers Mahasiswa di Universitas ataupun Fakultas. Kita juga bisa memublikasikan hasil tulisan kita melalui internet dengan segala kemudahan akses yang ada sekarang.

Semoga makin banyak anak muda yang tertarik untuk mempelajari jurnalistik. Karena pada hakikatnya seorang jurnalis memiliki pengetahuan yang lebih banyak ketimpang orang-orang yang tidak menulis. Semoga tulisan saya ini bermanfaat, karena sebenarnya menjadi jurnalis itu mudah asal kita memahami dasar-dasar jurnalistik yang ada. Salam Pers!

Sabtu, 20 Agustus 2016


NAURAH LISNARINI


AutoBiography






Nama saya Naurah Lisnarini, akrab disapa Nau, Naurah dan Ura. Kata Naurah berasal dari Bahasa Arab yang artinya bunga, sedangkan Lisnarini adalah singkatan dari nama orang tua dan nenek saya, bisa diartikan “Bunga Keluarga”. Saya adalah putri sulung kelahiran Palembang, 24 Januari 1999 dari pasangan H. Iman Jaya Rifto dan Darnila Mustika Sari. Saya memiliki dua adik yaitu Ahmad Fathan yang sekarang sudah berusia 13 tahun dan Hanifa Rasyida yang baru beranjak 4 tahun.
Saya terlahir dari keluarga yang dominan bekerja di bidang kesehatan. Ibu saya dulunya adalah seorang bidan desa di Indralaya dan Ayah saya bekerja sebagai perawat di RS. Dr. Moh. Husein Palembang. Dari lahir sampai sekarang aku bersama keluargaku menetap di kota pempek ini. Sekarang saya  tinggal tak jauh dari pusat kota, di Jalan Cambai Agung No. 1750.


Pada umur 4 tahun, saya memulai masa pendidikan saya di  TK (Taman Kanak-kanak) Kesehatan, tepatnya di belakang tempat ayah saya bekerja. Selain belajar bagaimana cara membaca, bernyanyi, menulis dan menghitung, disini saya mulai mengasah kemampuan saya dalam bidang sempoa dan tak jarang saya sering memenangi perlombaan sempoa. Karena belajar sempoa dari kecil, sampai sekarang saya masih menerapkan mental aritmatika (berhitung dengan bayangan) untuk mempermudah berbagai aktivitas.
Pendidikan saya lanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 14, sebuah sekolah dengan pembelajaran islam yang begitu kental. Kata Ayah saya, pendidikan dasar merupakan tempat pembentukan karakter seseorang. Jika seorang anak diajarkan agama dari kecil, ia akan lebih mudah menyaring baik atau buruknya suatu hal. Saat SD, saya masih sering memenangkan lomba sempoa dan turut serta dalam perlombaan lain seperti lomba kaligrafi, pidato Bahasa Arab, lomba senam, lomba hapalan ayat suci, dll. Saya merasa sangat beruntung karena dengan bersekolah di sini saya mampu memenuhi kewajiban untuk menggunakan jilbab sejak kecil.
Sekolah unggulan merupakan idaman semua orang, apalagi kalau bisa masuk di sekolah internasional. Hal ini mendorong saya untuk meneruskan sekolah di SMP Negeri 9 Palembang. Awalnya saya sempat takut, karena saya kurang mahir Bahasa Inggris. Ditambah lagi banyak anak-anak jenius yang masuk di sekolah ini. Tapi saya terus mencoba untuk melawan rasa takut itu menjadi suatu motivasi untuk pengembangan diri saya. Lambat laun saya mempelajari sedikit Bahasa Inggris agar tidak terlalu buta karena di sekolah ini belajar menggunakan Bahasa Bilingual (Indonesia-Inggris).  Kondisi ini memaksa saya untuk bisa belajar lebih ekstra, latihan lebih rajin, agar mampu juga bersaing dengan teman lainnya. Karena semangat belajar tersebut, saya akhirnya mewakili sekolah pada ajang Olimpiade Siswa tingkat Kota, Olimpiade Pasiad dan International Competitions and Addesments for Schools pada tahun 2012.
Masa SMP menurut saya menyimpan begitu banyak kenangan indah karena saya menemukan arti persahabatan sebenarnya. Tapi kenyataan tak berpihak untuk bersama sahabat saya lagi di satu sekolah. Waktu pemilihan SMA, saya memilih sekolah berbasis islami karena rekomendasi orang tua saya, di saat seluruh sahabat saya masuk sekolah plus di kota Palembang. Tak ada yang disesali dengan pilihan saya tersebut. Justru sebuah keberuntungan bisa masuk di SMA Negeri 6 Palembang, disini saya bisa memperdalam ilmu agama, menerapkan budaya islami seperti salat duha, ceramah pagi, mengaji, dll. Senang sekali karena di sini saya menemukan banyak teman-teman yang mendorong saya untuk terus memperbaiki diri menjadi karakter yang lebih baik. Ketika SMA, saya aktif dalam ekstrakurikuler Karya Tulis Ilmiah dan English Club. Saya juga pernah menjadi wartawan muda Sriwijaya Post selama satu tahun dan lima bulan menjadi penyiar radio di SPI Group (90,8 fm). Disini saya menemukan rutinitas yang sangat menyenangkan dan membuat diri saya nyaman, walaupun harus menyita waktu. Tapi karena banyak kegiatan yang diikuti, saya jadi bisa belajar memanajemen waktu dengan baik. Prinsip saya adalah sesibuk apapun aktivitas di luar, sekolah tetap jadi prioritas utama.  Tiga tahun terlewati, akhirnya saya  lulus dengan 5 besar UN tertinggi di sekolah.

Momen yang  paling  membuat remaja kelas 3 SMA bingung adalah saat pemilihan jurusan kuliah. Begitu juga yang saya alami saat itu. Di sisi lain keluarga  menyuruh saya untuk mengambil jurusan Ekonomi supaya mudah mendapat pekerjaan.  Tapi saya tidak pernah menyukai pelajaran Ekonomi dan tidak terlalu tertarik di bidang itu.  Suatu hari di sebuah acara gathering saya bertemu dengan seorang Mahasiswi Universitas Indonesia. Kebetulan dia adalah kakak tingkat saya saat SMA. Saat itu dia menjelaskan bagaimana  cara memilih jurusan yang baik, yakni harus sesuai minat, bakat dan kemampuan. Jangan memaksakan jurusan karena desakan siapapun serta yang tidak terlalu kita minati. Saya disarankan mengikuti psikotes , bidik jurusan dan tes minat bakat yang diadakan jelang SNMPTN. Semua hasilnya sama bahwa Ilmu Komunikasi menempati jurusan yang paling direkomendasikan. Teman-teman saya juga banyak beranggapan, kalau saya cocok di jurusan tersebut supaya saya bisa mengeksplor kemampuan di bidang jurnalistik dan public speaking yang pernah menjadi pekerjaan saya. Ayah saya selalu mendukung pilihan saya. Tapi Ibu saya  kurang mendukung dan masih menyuruh saya untuk  mengikuti seleksi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, walaupun akhirnya saya gugur. 


Ada alasan lain yang menguatkan saya untuk memilih komunikasi. Segala sesuatu yang kita lakukan pasti perlu komunikasi. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk memperdalam ilmu ini agar bisa berkomunikasi dengan baik dan benar sesuai teori dan etika yang ada. Menurut saya dunia tanpa komunikasi seperti mati. Bayangkan saja, tanpa advertising (periklanan) persaingan jual antar produk tak akan pernah terjadi. Tanpa adanya seorang journalist (wartawan) informasi dan wawasan terbaru di luar sana tidak akan kita ketahui. Kilas balik juga sejarah kemerdekaan Indonesia, komunikasi massa melalui surat kabar, koran dan radio kala itu menjadi suatu media yang memegang peran penting dalam penyampaian kabar gembira untuk bangsa. Komunikasi turut menghantarkan peradaban dunia sampai maju seperti sekarang dengan segala kemudahan akses pengetahuan yang ada, membuat manusia jadi lebih open minded. Lulusan komunikasi juga bisa bekerja di berbagai perusahan seperti menjadi PR (Public Relation), broadcaster di stasiun TV, wartawan, duta besar, presenter, EO (Event Organizer) serta Marketing Communication. Dengan komunikasi yang baik, kita bisa lebih banyak memiliki relasi di berbagai tempat, teman yang sangat banyak serta pengalaman dan kesempatan yang lebih baik dibandingkan orang lain yang susah berkomunikasi pada khalayak. Menurut saya banyak sekali pekerjaan yang ditawarkan jurusan ini sesuai konsentrasi yang kita pilih nanti.
Ilmu Komunikasi Universitas Sriwijaya menjadi pilihan pertama saya pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tepat di hari perpisahan sekolah, pengumuman SNMPTN saya buka bersama teman-teman. Waktu itu laman pengumuman agak sedikit bermasalah jadi saya harus memutar ulang situs tersebut berkali-kali. Perasaan cemas, panik dan takut saya alami saat itu. Dan ketika pengumuman muncul terdapat tulisan hijau di nomor saya, artinya saya lulus SNMPTN dan tembus di pilihan pertama.
            Ada yang bertanya, mengapa tidak memilih kuliah di Jawa ataupun luar kota lainnya? Menurut saya, kita mudah saya memilih sesuatu yang kita inginkan. Tapi alangkah baiknya jika segala yang kita lakukan dapat kita sepakati bersama restu orang tua. Ayah dan Ibu tidak mengizinkan saya untuk mengambil kuliah di luar karena jauh dari pengawasan dan beberapa faktor lain. Tapi saya selalu percaya, di manapun tempatnya mutiara tetap jadi mutiara, emas akan selalu jadi emas. Bukan tempat ternama yang menjadikanmu luar biasa, itu adalah hasil perjuangan dan tekat dirimu sendiri. Tidak ada satu alasan yang menjadi penghalang dalam menjadikanmu seorang yang hebat.
Semoga kelak saya bisa terus mengembangkan diri di bumi Ampera ini. Semoga saya bisa menggapai cita-cita saya untuk menjadi salah satu pengajar di kampus kuning ini atau di manapun nanti. Saya sangat senang jika semua ilmu, pengalaman dan kemampuan saya bisa dibagikan pada generasi mendatang dan menjadi orang bermanfaat. Tanpa seorang guru, orang-orang hebat tak pernah ada di dunia dan kelak saya akan mencetak semangat luar biasa pada anak bangsa!
BIODATA
Nama                                       : Naurah Lisnarini
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 24 Januari 1999
Agama                         : Islam
Alamat                                    : Jalan Cambai Agung No. 1750
RT. 26 RW.10 Palembang.
Univesitas/ Jurusan                 : Universitas Sriwijaya/ FISIP- Ilmu Komunikasi (kelas A)
Nomor Induk Mahasiswa       : 07031181621025
Hobi                                        : Menulis, Broadcasting, Travelling
Cita-cita                                  : Guru/ dosen
Motto                                      : Be yourself, be confident and be whatever you are.
Email                                       : lisnarini@gmail.com
Handphone                             : +628984431819

Blog                                        : Naurahlisnarini.blogspot.co.id